Contoh Teks Cerita Fabel Singkat "Semut Yang Hemat" Beserta Struktur
Fabel adalah cerita pendek yang berupa dongeng (fiksi) dimana karakter dalam ceritanya adalah seekor binatang yang mencerminkan dari sikap/pencitraan watak seorang manusia. Diakhir cerita nanti biasanya fabel akan memberikan sebuah pesan moral bagi para pembacanya. Dibawah ini merupakan salah satu contoh fabel singkat mengenai pentingnya hidup hemat.
Orientasi "Tahap Pengenalan Tokoh"
Di zaman Mesir kuno, hiduplah seorang raja yang sangat terkenal keadilannya. Raja tersebut sangat mencintai rakyatnya. Bahkan raja tersebut dalam mencintai keluarganya tidak melebihi cintanya pada rakyatnya. Sehingga kalau ada anggota keluarganya yang bersalah tetaplah dihukum sebagaimana orang lain. Yang lebih istimewa lagi, raja ini juga penyayang binatang. Karena cintanya pada binatang, suatu hari raja yang adil itu pergi berjalan-jalan menemui seekor semut. Si Semut merasa senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja.
Komplikasi "Tahap pemunculan masalah"
“Bagaimana kabarmu, Semut?” tanya sang Raja.
“Hamba baik-baik saja, Baginda,” jawab semut gembira.
“Dari mana saja kau pergi?”
“Hamba sejak pagi pergi ke beberapa tempat, tetapi belum juga mendapatkan makanan, Baginda.”
“Jadi, sejak pagi kau belum makan?”
“Benar, Baginda.”
Raja yang adil itu pun termenung sejenak. Kemudian berkata,
“Hai, Semut. Seberapa banyak makanan yang kau perlukan dalam setahun?”
“Hanya sepotong roti saja, Baginda,” jawab semut.
“Kalau begitu maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupmu setahun?”
“Hamba sangat senang, Baginda.”
“Kalau begitu, ayo engkau kubawa pulang ke istana,”ujar sang Raja, lalu membawa Semut itu ke istananya.
Resolusi "Tahap penyelasaian dari komplikasi"
Semut sangat gembira karena mendapatkan anugerah makanan dari sang Raja. Ia tidak susah-susah lagi mencari makanan dalam setahun. Dan tentu saja, roti pemberian sang Raja akan lebih manis dan enak.
“Sekarang engkau masuklah ke dalam tabung yang telah kuisi sepotong roti ini!” perintah sang Raja.
“Terima kasih, Baginda. Hamba akan masuk.”
“Setahun yang akan datang tabung ini baru akan kubuka,” ujar sang Raja lagi.
“Hamba sangat senang, Baginda.”
Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang Raja. Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk ke dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus di dalam istana.
Hari-hari berikutnya sang Raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai urusan ia selesaikan secara
bijaksana. Akhirnya setelah genap setahun, teringatlah sang raja akan janjinya pada semut.
Perlahan-lahan Raja membuka tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup terbuka, si Semut baru saja
menikmati roti pemberian raja setahun lalu.
“Bagaimana kabarmu, Semut?” tanya sang Raja ketika matanya melihat semut di dalam tabung.
“Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda.”
“Tidak pernah sakit selama setahun di dalam tabung?”
“Tidak, Baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.”
Kemudian sang Raja termenung sejenak sambil melihat sisa roti milik Semut di dalam tabung.
“Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong masih kau sisakan separuh?” tanya Sang raja.
“Betul, Baginda.”
“Katanya dalam setahun kau hanya memerlukan sepotong roti. Mengapa tak kau habiskan?”
“Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh. Sebab, hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Kalau Baginda lupa membukanya, tentu saja hamba masih dapat makan roti setahun lagi. Tapi untunglah, Baginda tidak lupa. Hamba senang sekali.”
Sang Raja sangat terkejut mendengar penjelasaan si Semut yang tahu hidup hemat. Sang Raja tersenyum kecil di dekat si Semut.
Koda "Pesan Moral"
“Kau Semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencontohmu. Kalau semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar hidup boros?”
“Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba,” jawab si Semut.
Si Semut itu akhirnya mendapat hadiah lagi dari raja. Sebagai tanda terima kasih karena telah mengajarinya hidup hemat
Semut Yang Hemat
Di zaman Mesir kuno, hiduplah seorang raja yang sangat terkenal keadilannya. Raja tersebut sangat mencintai rakyatnya. Bahkan raja tersebut dalam mencintai keluarganya tidak melebihi cintanya pada rakyatnya. Sehingga kalau ada anggota keluarganya yang bersalah tetaplah dihukum sebagaimana orang lain. Yang lebih istimewa lagi, raja ini juga penyayang binatang. Karena cintanya pada binatang, suatu hari raja yang adil itu pergi berjalan-jalan menemui seekor semut. Si Semut merasa senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja.
Komplikasi "Tahap pemunculan masalah"
“Bagaimana kabarmu, Semut?” tanya sang Raja.
“Hamba baik-baik saja, Baginda,” jawab semut gembira.
“Dari mana saja kau pergi?”
“Hamba sejak pagi pergi ke beberapa tempat, tetapi belum juga mendapatkan makanan, Baginda.”
“Jadi, sejak pagi kau belum makan?”
“Benar, Baginda.”
Raja yang adil itu pun termenung sejenak. Kemudian berkata,
“Hai, Semut. Seberapa banyak makanan yang kau perlukan dalam setahun?”
“Hanya sepotong roti saja, Baginda,” jawab semut.
“Kalau begitu maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupmu setahun?”
“Hamba sangat senang, Baginda.”
“Kalau begitu, ayo engkau kubawa pulang ke istana,”ujar sang Raja, lalu membawa Semut itu ke istananya.
Resolusi "Tahap penyelasaian dari komplikasi"
Semut sangat gembira karena mendapatkan anugerah makanan dari sang Raja. Ia tidak susah-susah lagi mencari makanan dalam setahun. Dan tentu saja, roti pemberian sang Raja akan lebih manis dan enak.
“Sekarang engkau masuklah ke dalam tabung yang telah kuisi sepotong roti ini!” perintah sang Raja.
“Terima kasih, Baginda. Hamba akan masuk.”
“Setahun yang akan datang tabung ini baru akan kubuka,” ujar sang Raja lagi.
“Hamba sangat senang, Baginda.”
Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang Raja. Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk ke dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus di dalam istana.
Hari-hari berikutnya sang Raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai urusan ia selesaikan secara
bijaksana. Akhirnya setelah genap setahun, teringatlah sang raja akan janjinya pada semut.
Perlahan-lahan Raja membuka tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup terbuka, si Semut baru saja
menikmati roti pemberian raja setahun lalu.
“Bagaimana kabarmu, Semut?” tanya sang Raja ketika matanya melihat semut di dalam tabung.
“Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda.”
“Tidak pernah sakit selama setahun di dalam tabung?”
“Tidak, Baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.”
Kemudian sang Raja termenung sejenak sambil melihat sisa roti milik Semut di dalam tabung.
“Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong masih kau sisakan separuh?” tanya Sang raja.
“Betul, Baginda.”
“Katanya dalam setahun kau hanya memerlukan sepotong roti. Mengapa tak kau habiskan?”
“Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh. Sebab, hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Kalau Baginda lupa membukanya, tentu saja hamba masih dapat makan roti setahun lagi. Tapi untunglah, Baginda tidak lupa. Hamba senang sekali.”
Sang Raja sangat terkejut mendengar penjelasaan si Semut yang tahu hidup hemat. Sang Raja tersenyum kecil di dekat si Semut.
Koda "Pesan Moral"
“Kau Semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar rakyatku dapat mencontohmu. Kalau semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar hidup boros?”
“Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba,” jawab si Semut.
Si Semut itu akhirnya mendapat hadiah lagi dari raja. Sebagai tanda terima kasih karena telah mengajarinya hidup hemat