Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

2 Contoh Teks Eksposisi Tentang Politik Beserta Strukturnya

Yoo para pembaca kali ini saya akan membagikan 2 contoh teks eksposisi tentang politik beserta strukturnya yang merupakan salah satu materi pembelajaran bahasa indonesia yang mungkin teman-teman butuhkan untuk mengerjakan tugas. Nah tanpa perlu banyak basa basi lagi simaklah beberapa contoh dari teksnya dibawah ini.
2 Contoh Teks Eksposisi Tentang Politik Beserta Strukturnya

Contoh Teks Eksposisi Tentang Politik

Tesis
Dalam 5 tahun sekali, Indonesia melakukan pemilu (Pemilihan Umum). Pemilu ini dilakukan untuk memilih para anggota DPR, DPRD, Presidan dan Wakil Presiden. Namun, pemilihan umum yang dilakukan Indonesia saat ini masih kurang maksimal , maka dari itu Indonesia perlu melakukan pembenahan dalam pemilihan umum.

Argumentasi
Pemilihan umum di Indonesia kurang maksimal dikarenakan banyaknya kecurangan yang dilakukan oleh para calon legislatif dalam kegiatan kampanye yang dilakukan dan masih banyak lagi, antara lain suap-menyuap antara caleg dengan warga sekitar supaya caleg tersebut mendapatkan kursi di dalam pemerintahan. Dan juga kurangnya kampanye di daerah terpencil sehingga membuat masyarakat yang ada di daerah tidak mengetahui sifat sebenarnya dari calon-calon tersebut.

Permasalahan selanjutnya adalah tingginya angka golput. Golput atau golongan putih adalah masyarakat yang memutuskan untuk tidak memiih pada saat pemilu berlangsung. Golput lebih banyak dipicu karena adanya kekecewaan sebagian masyarakat terhadap praktek politik di Indonesia yang dilakukan oleh politisi anggota dewan. Satu hal lagi yang perlu dibenahi adalah politik uang. Politik uang ini membuat keyakinan masyarakat makin diperkuat pernyataan responden yang menyebut parpol cenderung memberikan keuntungan materi agar terpilih.

Penegasan Ulang
Seperti yang kita ketahui masih kurangnya pengawasan ketat dalam pemilu. Oleh karena itu, saya menginginkan Pemerintah Indonesia dan KPU harus melakukan pengawan lebih terhadap pelaksanaan pemilu ini. Bila pemilihan umum ini sudah dibenahi, maka pilihan-pilihan rakyat akan sesuai dengan harapan rakyat. Kami selaku rakyat Indonesia menginginkan Anggota Dewan yang jujur dan amanah serta selalu dapat mendengarkan aspirasi kami masyarakat Indonesia, bukan anggota dewan yang dapat mempermainkan masyarakat Indonesia.

Contoh 2
Jangan Pilih Anggota DPR yang Malas dan Suka Bolos
Tesis
Pemilu untuk memilih anggota dewan (legislatif) akan digelar pada 9 April 2014. Terkait dengan pemilu legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta untuk berfikir bijak dan cerdas dalam memilih anggota dewan nanti. Masyarakat jangan lagi memilih anggota dewan pemalas yang maju kembali sebagai calon legislatif di Pemilu 2014. Hal ini penting sebagai hukuman buruknya kinerja anggota DPR periode 2009-2014.

Argumentasi
Selasa pagi (18/2/2014) DPR RI menggelar Sidang Paripurna dengan agenda pengesahan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2014. Di antara 560 anggota dewan, tercatat hanya 278 anggota yang mengisi daftar hadir sampai Sidang Paripurna dibuka pada pukul 10.45 WIB. Sedangkan 282 anggota lainnya belum mengisi daftar hadir.

Tapi anehnya, meskipun anggota dewan yang hadir tidak kuorum, Sidang Paripurna tetap digelar. Padahal, batas kuorum kehadiran dalam Sidang Paripurna adalah setengah dari jumlah anggota ditambah satu orang atau 281.

Banyaknya kursi-kursi kosong dalam rapat paripurna DPR adalah pandangan yang lazim terjadi. Namun, rapat paripurna DPR kali ini bisa jadi yang terparah selama masa kerja DPR 2014-2019. Pasalnya, tingkat kehadiran anggota DPR merosot tajam, bahkan tak mampu mencukupi kuorum sebagai syarat dimulainya rapat.

Kurang disiplinnya anggota dewan dalam mengikuti rapat paripurna juga dikeluhkan oleh pimpinan DPR. Terlebih jelang Pemilu 2014, sebagian besar anggota dewan justru jarang hadir di DPR. Mereka lebih asyik di daerah pemilihannya masing-masing untuk mengamankan suaranya dalam pemilu 9 April nanti.

Segala cara sudah dilakukan pimpinan DPR untuk menertibkan anggota dewan yang tidak disiplin menjalankan tugasnya sebagai legislator. Salah satunya adalah dengan menggunakan finger print scanner. Namun ternyata, alat ini juga tidak efektif untuk mencegah kemalasan anggota dewan untuk menghadiri rapat paripurna.

Malasnya anggota dewan ikut rapat paripurna ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Hampir di setiap rapat atau acara yang menyangkut nasib rakyat tidak pernah 100 persen dihadiri anggota dewan. Dengan berbagai alasan para anggota dewan ini menghindar untuk ikut dalam berbagai rapat di DPR.

Makin malasnya anggota dewan mengikuti rapat-rapat di DPR bukan lagi sebagai penyakit laten lima tahunan menjelang Pemilu, tapi sudah menjadi kelakuan. Sudah berkali-kali dikritik, mereka malah makin rajin membolos. Anggota dewan yang sering membolos rapat-rapat komisi dan paripurna itu sudah tidak memiliki rasa tanggung jawab. Secara politik mereka juga tidak memiliki rasa malu.

Penegasan Ulang
Pemilu untuk memilih anggota dewan (legislatif) akan digelar pada 9 April 2014. Terkait dengan pemilu legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta untuk berfikir bijak dan cerdas dalam memilih anggota dewan nanti. Masyarakat jangan lagi memilih anggota dewan pemalas yang maju kembali sebagai calon legislatif di Pemilu 2014. Hal ini penting sebagai hukuman buruknya kinerja anggota DPR periode 2009-2014.

Nah itulah beberapa contoh dari teks eksposisi tentang politik beserta strukturnya, semoga dapat membantu para pembaca semuanya.