Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Beserta Strukturnya

Kali ini saya akan membagikan salah satu contoh teks anekdot tentang lingkungan beserta strukturnya pada pelajaran bahasa indonesia yang mungkin teman-teman butuhkan untuk mengerjakan tugas. Nah tanpa perlu banyak basa basi lagi simaklah beberapa contohnya dibawah ini.
3 Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan Beserta Strukturnya

Contoh Teks Anekdot Tentang Lingkungan

Pada suatu pagi, petugas penilaian adiwiyata memasuki sebuah sekolah. Ia kemudian mengelilingi lingkungan sekolah tersebut. Saat berkeliling ia bertemu seorang siswa dan kemudian bertanya.

Petugas : Dek, menurut kamu adiwiyata di sekolahmu seperti apa?
Siswa    : Seperti ujian pak!
Petugas : Loh kenapa?
Siswa    : Begini loh pak, persiapan adiwiyata di sekolah kami hanya beberapa hari menjelang penilaian. Seperti pada saat kami menghadapi ujian. Jadi kami hanya akan belajar sehari sebelumnya. Istilah kerennya PKS pak!
Petugas  : PKS kepanjangannya apa dek?
Siswa     : Persiapan Kebut Sehari pak!
Petugas  : Haaaahhh?
Petugas itu ternganga mendengar jawaban itu

Contoh 2
Di suatu sekolah yang terkenal cukup elit, ada seorang siswi yang sedang sibuk dengan gadget yang dibawanya. Isi didalam tas siswi tersebut di dominasi oleh barang-barang elektronik, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit.

Saat jam istirahat, siswi tersebut mengeluarkan gadget yang dia bawa dan disimpan di atas meja. Karena ada yang mengajak pergi ke kantin, siswi itu pun pergi dari kelas. Saat dia kembali lagi ke kelas, dia terkejut karena gadget yang dia bawa ada yang hilang. Dia bertanya pada teman-teman dikelasnya tentang keberadaan gadget miliknya, lalu ada seorang temannya yang menjawab “ Barang yang kamu cari ada di tempat sampah, ku kira semua barang itu sampah. Karena semua barang itu berantakan di meja dan mengganggu pemandangan, jadi kubuang saja ke tempat sampah.”

Contoh 3
Pada suatu hari, seorang siswa yang baru memasuki Sekolah Menengah Atas dengan mengikuti aturan kurikulum baru dari Menteri Pendidikan di Negaranya, sedang mengikuti diskusi dengan guru mata pelajaran bahasanya.

Seluruh siswa dalam kelas menyimak baik jalannya diskusi tersebut, dan sesekali ikut menyampaikan pendapatnya. Ketika pak guru bertanya tentang kesan siswa terhadap peraturan kurikulum baru di negaranya, siswa dalam kelas tersebut langsung menjawab dengan bersahutan.

“Saya lelah, pak.”
“Saya terbebani, pak.”
“Saya kurang tidur, pak.”
“Saya tidak memiliki waktu untuk bersama keluarga, pak.”
“Saya tidak bisa maksimal menyalurkan bakat minat saya, pak.”
“Saya kurang waktu untuk fokus pada pelajaran yang saya gemari, pak.”

Dan masih banyak lagi suara-suara yang bersahutan hingga tak begitu terdengar oleh pendengaran apa yang mereka ucapkan. Pak guru menghentikan suara sahutan siswanya. Pak Guru kemudian bertanya kepada Nora, “bagaimana pendapat kamu tentang peraturan kurikulum baru di negara kita ini, Nora?” Dengan ekspresi memelas Nora menjawab, “murid terbebani dengan banyaknya tugas. Bisakah kami sedikit diberi keringanan, Pak? Libur 2 hari misal.”

Tidak menanggapi jawaban dari Nora, pak guru kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama kepada Siti. “Saya setuju dengan Nora, pak. Anak K13 itu BP3.” Pak guru terlihat bingung, lalu Siti melanjutkan pernyataannya dan menjelaskan apa yang dimaksud dengan Anak K13 BP3. “Anak K13 BP3. BP3 sendiri merupakan kependekan dari Berangkat Pagi Pulang Petang, pak. Setiap hari murid harus mempersiapkan tugas untuk presentasi, belum lagi tugas pribadi dan persiapan untuk ujian.”

“Lalu apa masalahnya? Itu memang sudah menjadi tugas kalian sebagai siswa, dan peraturan kurikulum baru memang menginginkan kalian untuk seperti itu.” Tanggapan pak guru terhadap pendapat Siti. Lalu, Siti menjawab lagi, “jika setiap hari siswa yang presentasi dan memberikan materi, sementara guru hanya mendengarkan dan mendampingi, kenapa tidak siswanya saja yang di gaji, pak?”

Pak guru tercengang mendengar jawaban dari Siti, semua siswa tertawa. Kemudian terdengar bunyi lonceng tanda pelajaran berakhir. Kelas kembali pada kondisi normal dan guru mengakhiri pelajaran.

Nah itulah 3 contoh dari teks anekdot tentang lingkungan beserta strukturnya, semoga dapat membantu pembaca dalam mengerjakan tugas sekolahnya