Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

2 Contoh Teks Narasi Sugestif Singkat dan Strukturnya

SemuaContoh – Yoo para pembaca dan pelajar kali ini saya akan membagikan salah satu contoh teks narasi sugestif singkat bahasa indonesia dan strukturnya yang merupakan salah satu materi pembelajaran bahasa indonesia yang mungkin teman-teman butuhkan sebagai referensi untuk mengerjakan tugas. Simak langsung contohnya dibawah ini.
2 Contoh Teks Narasi Sugestif Singkat Bahasa Indonesia
Teks Narasi Sugestif

Contoh 1
Patih Gajah Mada menghunuskan pedangnya ke arah Raden Perkoso. Melihat apa yang dilakukan Patih Gajah Mada, Raden Perkoso juga mengeluarkan pedang yang berada di punggungnya. Tanpa banyak bicara Patih Perkoso langsung berlari menuju Patih Gajah Mada. Lalu dia mengayunkan pedangnya ke arah kepala Patih Gajah Mada namun meleset. Patih Gajah Mada yang berhasil menghindar mencoba untuk menyerang balik Raden perkoso. Dia menerjang Raden Perkoso tepat di dadanya. Raden Perkoso pun terpental dan pedangnya jatuh ke tanah. Dengan cepat Raden Perkoso bangkit dan mengambil pedangnya kembali. Pertarungan antara 2 patih terhebat itu kembali berlangsung. Mereka saling serang selama 2 hari 2 malam hingga akhirnya Patih Gajah Mada memenangkan pertarungan itu dan Patih Raden Perkoso tewas.

Baca Juga : Contoh Teks Narasi Ekspositoris

Contoh 2
Tak berapa lama, ia mengejan. Bu Nia memberi aba-aba. Aku menggenggam tangannya lebih erat. Ia mengambil nafas panjang. Ia mengejan lagi. Suaranya seperti ingin menghentakkan sesuatu yang sangat berat. Wajahnya pucat bertaburan keringat. Aku komat-kamit berusaha berdoa sambil mengusap titik-titk air yang terus mengalir di seluruh wajahnya. Ia berhenti sejenak, mengambil nafas panjang lagi, dan mengejan lagi. Bu Nia memberi aba-aba. Aku pucat. Ku dengar suara seperti karet yang teregang begitu kuat, melewati batas maksimal regangannya. Seperti mau putus. Dan kulihat… kulihat…dengan jelas kepala mungil itu. Perlahan, di sela riuh aba-aba Bu Nia, ejanan dan erangan dirinya, dan suaraku sendiri yang menguatkannya untuk terus mendorong. Terus! Dorong! Kini kulihat perlahan leher, punggung, tangan, dan akhirnya kaki keluar cepat diikuti…byooorrrr! Ketuban mengalir laksana air bah. Putih. Bening seperti air beras. Kulihat istriku terkulai lemas. Pucat pasi. Lelah tiada tara. Kemudian terdengar oek-oek memecah malam. Hujan gerimis di luar terdengar jelas menusuk atap genting.