5 Contoh Teks Paragraf Argumentasi Singkat
SemuaContoh – Yoo para pembaca dan pelajar kali ini saya akan membagikan 5 contoh singkat teks argumentasi yang merupakan salah satu materi pembelajaran bahasa indonesia yang mungkin teman-teman butuhkan untuk mengerjakan tugas. Nah tanpa perlu banyak basa basi lagi simaklah beberapa contoh dari teks argumentasi singkat dibawah ini.
Contoh 1
Meningkatkan taraf pendidikan para petani merupakaan suatu hal yang sama pentingnya dengan usaha meningkatkan taraf kehidupan mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya bercocok tanam yang semula hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasangagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Itulah sebabnya mengapa peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak untuk segera diusahakan.
Contoh 2
Generasi muda sekarang enggan mempelajari alat-alat musik yang terbuat dari bambu seperti calung dan angklung. Hal yang lebih memprihatinkan lembaga sekolah pun sekarang jarang mengajarkan. Selain itu, sedikit sekali seniman yang mampu membuat alat musik tradisional bambu. Toko alat-alat musik jarang menyediakan alat-alat musik sejenis itu. Mereka lebih suka menjual alat-alat musik modern. Seni dan alat musik bambu sekarang menjadi sesuatu yang langka dan jarang ditemukan di negeri ini.
Contoh 3
Krisis bahan bakar menambah parahnya inflasi. Dalam waktu singkat, harga bahan bakar naik dua kali lipat. Ongkos produksi pun ikut naik karena banyaknya pengguna bahan bakar. Maka harga keperluan hidup pun mencekik leher.
Contoh 4
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Contoh 5
Ketua Umum Asosiasi Persekolahan di Rumah dan Pendidikan Alternatif Asah Pena, Seto Mulyadi merasa prihatin. Ia prihatin dengan kondisi anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah yang semakin meningkat. Puluhan ribu anak di Indonesia putus sekolah. Hal tersebut karena sejumlah alasan, seperti alasan geografis, ekonomis, dan sosial. Mereka harus membantu orang tua secara ekonomi, lokasi sekolah jauh, atau lingkungan yang tidak memungkinkan. Jika permasalahan tersebut tidak segera dicari solusinya, maka masa depan anakanak tersebut akan terancam. Bahkan mungkin jauh tertinggal dengan bangsa lain. Hal itulah yang mendasari bahwa pendidikan alternatif sangat dibutuhkan di Indonesia. Salah satu alternatifnya adalah belajar di rumah dengan mendatangkan guru atau pengajar pada waktu yang telah dijadwalkan. Jadi, anak-anak tidak perlu kesulitan lagi menempuh perjalanan yang jauh atau tidak perlu mengeluarkan banyak biaya dan waktu. Mereka tetap dapat membantu orang tua dan dapat belajar. Untuk itu, dengan sistem sekolah rumah (homeschooling) menjadi model pendidikan masa depan yang pas bagi mereka.
Contoh 1
Meningkatkan taraf pendidikan para petani merupakaan suatu hal yang sama pentingnya dengan usaha meningkatkan taraf kehidupan mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya bercocok tanam yang semula hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasangagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Itulah sebabnya mengapa peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak untuk segera diusahakan.
Contoh 2
Generasi muda sekarang enggan mempelajari alat-alat musik yang terbuat dari bambu seperti calung dan angklung. Hal yang lebih memprihatinkan lembaga sekolah pun sekarang jarang mengajarkan. Selain itu, sedikit sekali seniman yang mampu membuat alat musik tradisional bambu. Toko alat-alat musik jarang menyediakan alat-alat musik sejenis itu. Mereka lebih suka menjual alat-alat musik modern. Seni dan alat musik bambu sekarang menjadi sesuatu yang langka dan jarang ditemukan di negeri ini.
Contoh 3
Krisis bahan bakar menambah parahnya inflasi. Dalam waktu singkat, harga bahan bakar naik dua kali lipat. Ongkos produksi pun ikut naik karena banyaknya pengguna bahan bakar. Maka harga keperluan hidup pun mencekik leher.
Contoh 4
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Contoh 5
Ketua Umum Asosiasi Persekolahan di Rumah dan Pendidikan Alternatif Asah Pena, Seto Mulyadi merasa prihatin. Ia prihatin dengan kondisi anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah yang semakin meningkat. Puluhan ribu anak di Indonesia putus sekolah. Hal tersebut karena sejumlah alasan, seperti alasan geografis, ekonomis, dan sosial. Mereka harus membantu orang tua secara ekonomi, lokasi sekolah jauh, atau lingkungan yang tidak memungkinkan. Jika permasalahan tersebut tidak segera dicari solusinya, maka masa depan anakanak tersebut akan terancam. Bahkan mungkin jauh tertinggal dengan bangsa lain. Hal itulah yang mendasari bahwa pendidikan alternatif sangat dibutuhkan di Indonesia. Salah satu alternatifnya adalah belajar di rumah dengan mendatangkan guru atau pengajar pada waktu yang telah dijadwalkan. Jadi, anak-anak tidak perlu kesulitan lagi menempuh perjalanan yang jauh atau tidak perlu mengeluarkan banyak biaya dan waktu. Mereka tetap dapat membantu orang tua dan dapat belajar. Untuk itu, dengan sistem sekolah rumah (homeschooling) menjadi model pendidikan masa depan yang pas bagi mereka.