Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Cerita Pengalaman Pribadi Tentang Liburan Yang Mengesankan

SemuaContoh – Kali ini saya akan membagikan beberapa contoh cerita pengalaman pribadi singkat tentang liburan dengan judul "Sandalku Jatuh ke Kandang Kuda Nil" yang mungkin teman-teman butuhkan untuk referensi dalam mengerjakan tugas atau sebagai bahan bacaan. Nah tanpa perlu banyak basa basi lagi simaklah langsung contohnya dibawah ini.
Contoh Cerita Pengalaman Pribadi Tentang Liburan
Contoh 1
Sandalku Jatuh ke Kandang Kuda Nil
Aku paling suka ke kebun binatang. Di sana aku bisa melihat burung unta yang kakinya besar dan lehernya panjang. Aku juga senang melihat monyet yang selalu mengulurkan tangannya meminta makanan dari pengunjung. Aku paling takut dengan monyet berbulu merah karena mukanya sangat seram. Menurut cerita, monyet itu akan meludahi pengunjung jika diganggu.

Binatang paling menarik buatku adalah kuda nil. Kandangnya sangat tinggi. Oleh karena itu, aku dan kakakku senang melihatnya. Ketika sedang asyik memerhatikan kuda nil, sandal jepitku terlepas dari kaki dan jatuh ke kandang itu.

Ayah dan ibu tentu kaget sekali, kakakku bahkan sampai panik dan sama takutnya denganku. Padahal itu kan hanya sendal jepit biasa. Tiba-tiba Ayah mencari pengurus kebun binatang dan menceritakan peristiwa yang aku alami. Bapak pengurus kebun binatang itu dengan ramah mau membantu kami. Bahkan Bapak itu tertawa geli mendengar cerita kami. Ia pun kemudian dengan santai masuk ke dalam kandang kuda nil untuk mengambilkan sandal jepitku. Seekor kuda nil yang sangat besar sedang mengendus-endus sandalku, mungkin dia mencium bau kakiku yang aneh ya....

Pengurus kebun binatang itu menghalau kuda nil dengan halus. Sungguh mengherankan. Binatang yang kelihatannya buas ternyata jinak. Aku ingin mengimbau teman-teman jika berkunjung ke kebun binatang supaya berhatihati dan jangan mengganggu binatang di sana.

Contoh 2
Teman Baru
Bel berbunyi tanda pelajaran telah usai. Aku bergegas memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tas. Aku berjalan menuju tempat parkir sepeda. Kuambil sepeda kesayanganku. Kukayuh menuju tempat di mana aku memperoleh banyak teman. Maklum, di rumah aku tidak punya teman. Aku anak tunggal. Bibi Amah yang mengurus semua kebutuhanku di rumah. Papa dan mamaku sibuk dengan keperluannya sendiri.

Aku memarkir sepeda di depan warnet (warung internet). Aku selalu chatting dan berkirim kabar lewat e-mail. Aku mendapat banyak teman dan hiburan dari internet. Aku dan teman chatting-ku selalu berbagi cerita baik sedih maupun senang. Rani, teman chatting-ku, mengajak bertemu. Kami sudah kenal lewat chatting dan e-mail sejak empat bulan yang lalu. Kami sering bercerita tentang pengalaman masing-masing. Aku tidak sabar bertemu Rani. Aku membayangkan wajah periang dan senyum simpul Rani. Aku berharap wajah Rani secantik pribadinya yang aku kenal selama ini.
Aku dan Rani sepakat bertemu jam empat sore di bangku sudut taman kota. Sore itu aku memakai jam tangan, T-shirt putih, dan topi kesayanganku.

Semua kupersiapkan sebaik-baiknya demi seorang teman baru. Aku datang tepat jam empat sore, tetapi bangku sudut taman kota masih kosong. Jam tanganku menunjuk angka empat lebih lima belas menit. Aku duduk di bangku sambil menunggu Rani.

Semakin gelisah aku membayangkan wajah Rani. Tiba-tiba aku melihat Ray Hanindito, si jagoan di kelasku. Semua anak kelas VII tidak ada yang berani melawan dia.
Aku terpaksa menyapanya dengan ragu.

”Hai, Ray . . ., ada keperluan apa kamu kemari?” tanyaku.

”Aku mencari kawanku!” kulihat Ray kebingungan mencari seseorang.

 ”Teman?” aku bertanya dengan ragu-ragu.

”Iya, teman chatting-ku!” Aku tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Ray.

Wajah Ray tampak semakin kebingungan. Kemudian aku menjelaskan bahwa akulah teman yang ia cari. Akulah Dori si manja ”Doni Riyadi”. Mendengar ucapanku Ray tertawa keras sekali. Orang-orang yang berada di taman melihat aku dan Ray dengan wajah aneh.

Setelah peristiwa itu, wajah garang Ray tidak tampak lagi di sekolah. Ray selalu ramah dengan teman-teman yang lain. Aku merasa senang sekali. Rani ”si Manis” tidak aku temukan. Tapi, Ray telah menggantikan posisi Rani. Aku dan Ray semakin akrab. Banyak waktu kami habiskan bersama-sama, mulai dari belajar sampai bermain bersama.